Anda punya kebutuhan videotron auditorium? Kalau iya, kebetulan sekali. Mungkin informasi yang Saya tulis ini akan membantu Anda mengetahui apa-apa saja sih alat yang dibutuhkan dan perlu diperhatikan?
Dalam menyiapkan kebutuhan videotron khususnya untuk auditorium, tentu saja berbeda dengan kebutuhan advertising.
Dari segi alat yang akan digunakan saja berbeda, pastinya sistem yang akan digunakan juga akan berbeda.
Kalau di advertising, keperluannya sangat simple dan tidak banyak menggunakan device.
Tapi kalau untuk kebutuhan auditorium, nah mulai agak banyak nih kebutuhannya.
Apa saja kebutuhan yang biasanya ada di dalam auditorium?
Ini dia pembahasannya.
Kebutuhan Yang Umum Pada Videotron Auditorium.
Ada beberapa hal yang sering ditemui dan dibutuhkan pada pemasangan videotron pada ruang auditorium.
Ini dia kebutuhan yang sering ditemui di lapangan :
- Kebutuhan multi input dan jenis input
- Kebutuhan multi layer
- Kebutuhan live camera
- Kebutuhan wireless presentation
- Kebutuhan video mixer
Kebutuhan Multi Input Dan Jenis Input.
Multi input itu apa sih?
Input yang Saya maksud disini adalah media player.
Jadi multi input artinya ada lebih dari satu media player yang akan ditampilkan ke layar LED.
Contoh media player itu seperti apa? Ini dia jenis media player :
- Komputer / CPU
- Laptop
- DVD player
- TV decoder (tv cable)
- Digital signage player
- Wireless Presentation
- Kamera
- Apple TV
- Android Box
Device apapun yang bisa menghasilkan konten dalam bentuk video / gambar disebut media player.
Apakah semua list yang Saya sebutkan di atas itu dibutuhkan?
Tergantung sih.
Semua balik lagi ke kebutuhan tiap-tiap ruang auditorium. Tidak semua sumber input akan ditampilkan ke videotron.
Sebagai end user yang nantinya akan menggunakan videotron, Anda harus me listing apa-apa saja yang nanti akan menjadi kebutuhan di ruang auditorium Anda.
Umumnya yang sudah pasti adalah Komputer / laptop.
Nah alat ini biasanya mesti kudu wajib ada di setiap ruang auditorium.
Selebihnya tinggal menyesuaikan kebutuhan saja.
Kalau nantinya Anda menggunakan banyak device / sumber input, maka Anda harus bilang kepada penyedia / vendor videotron apa-apa saja alat yang akan Anda gunakan.
Dengan begitu biar si vendor yang akan memikirkan device yang support untuk memenuhi kebutuhan Anda.
Karena semakin banyak sumber input yang digunakan, jenis video processor yang akan digunakan juga semakin canggih.
Video processor itu ada banyak tipe, ada yang cuma support 2 input, ada yang sampai 4 input, ada juga yang sampai 8 input, bahkan sampai 32 input juga ada.
Kalau Anda tidak tahu apa itu video processor dan jenis-jenisnya? silahkan baca disini.
Anda cukup bilang ke vendor berapa jumlah input yang akan digunakan.
Awas jangan sampai salah.
Sebab kalau di awal Anda hanya bilang cuma butuh 2 input, misalnya saja hanya ingin pakai laptop dan kamera.
Tapi di kemudian hari Anda ingin menambah input tambahan, misalnya saja Anda membutuhkan 1 lagi tambahan input untuk laptop.
Maka artinya Anda jadi menggunakan 3 input. Sedangkan video processor yang digunakan hanya untuk 2 input.
Nah lho,….
Kalau begini kan video processor Anda jadi tidak terpakai lagi dan butuh upgrade.
Harga video processor lumayan mahal lho,…
Jadi saran Saya kalau Anda memang hanya membutuhkan 2 – 3 input, tidak ada salahnya menyiapkan spare input lebih dari itu untuk jaga-jaga.
Siapa tahu nantinya Anda akan membutuhkan input lebih banyak.
Dan yang paling penting Anda juga harus tahu jenis inputnya apa yang nanti akan Anda gunakan.
Contoh,
Kalau Anda menggunakan CPU biasanya butuh input HDMI / VGA
Kalau Anda menggunakan Kamera berarti butuh input SDI,
Kalau Anda ingin menampilkan konten 4K, berarti harus ada input HDMI 2.0 atau DP1.2
Nah selain jumlah inputnya, bilang juga jenis inputnya apa.
Agar kedepannya tidak ada kesalahan.
Kebutuhan Multi Layer
Multi layer itu apa sih?
Bahasa yang paling mudah untuk dimengerti adalah, ada lebih dari satu tampilan pada screen videotron.
Coba perhatikan gambar di bawah ini.
Kalau Anda perhatikan gambar di atas, tampak ada 3 layer pada tampilan di layar videotron.
Tampilan pertama adalah tampilan dari kamera di sisi kiri, lalu layer kedua ada tampilan background warna biru langit dibelakangnya, yang ketiga di sebelah kanan ada background pemandangan.
Nah itu namanya adalah multi layer.
Dalam 1 layar, terdapat 3 layer konten yang berbeda.
Hal ini juga harus Anda infokan kepada penyedia / vendor videotron.
Karena ini juga masih menyangkut kepada penggunaan video processor nantinya.
Setiap video processor memiliki batasan, ada yang cuma support 2 layer, ada yang bisa 4 layer, bahkan lebih dari 4 juga bisa.
Bilang saja ke penyedia jumlah layer yang Anda butuhkan, biasanya si penyedia akan merekomendasikan video processor yang support untuk mengcover kebutuhan Anda.
Intinya Anda harus menyampaikan jumlah kebutuhan yang Anda inginkan.
Jangan sampai terjadi hal seperti ini,
Karena Anda tidak tahu videotron Anda mau di bagi menjadi berapa layer, Anda cuma bilang kepada penyedia cukup 2 layer saja.
Ternyata di kemudian hari layarnya ingin di bagi 4,
Waduuuuh.
Kalau begini kasusnya, maka Anda siap-siap saja merogoh kocek lagi untuk membeli video processor yang bisa support 4 layer.
Lalu video processor yang lama bagaimana?
Yah tergantung Anda, mau dijual lagi atau Anda simpan.
Nah yang kayak gini nih yang harus dipikirkan di awal. Jangan sampai salah di kemudian hari.
Kebutuhan Live Camera
Namanya juga ruang auditorium, kebutuhan kamera pasti selalu diperlukan.
Sekali lagi tugas Anda harus menyampaikan kebutuhan ini kepada vendor.
Anda harus menghitung jumlah kamera yang akan digunakan lalu infokan hal ini ke vendor.
Ini berkaitan ke point pertama yaitu jumlah input source di video processor, jangan sampai tidak ada slot input untuk kamera.
Jangan lupa juga untuk menghitung berapa jarak kamera dengan ruang control?
Kalau Anda menggunakan kamera dengan kabel SDI maka maksimal adalah 300 meter.
Kadang jarak kamera dengan ruang control tidak terlalu jauh, tapi karena jalur kabelnya yang tidak bisa cross biasanya kebutuhannya menjadi sangat panjang mengikuti flow jalur kabel.
Karena di ruang auditorium, estetika ruangan sangat diperhatikan, tidak boleh ada banyak kabel ber sliweran tidak jelas.
Nah hal yang seperti ini nih yang suka missed di lapangan.
Intinya Anda perkirakan jaraknya tidak lebih dari 300 meter.
Kalau lebih dari 300 meter, berarti Anda harus cari solusi lain untuk mentrasnmit data dari kamera ke video processor.
Misalnya saja menggunakan fiber optic, yang mana pastinya akan ada investasi tambahan untuk mengconvert SDI ke fiber optic.
Kebutuhan Wireless Presentation
Walaupun biasanya wireless presentation ini lebih sering ditemui di ruang meeting, tapi tidak menutup kemungkinan ini juga digunakan di ruang auditorium.
Seperti yang sudah Saya tulis di atas bahwa videotron auditorium memang membutuhkan banyak device.
Nah contohnya saja salah satu project Kami di Airnav (dekat bandara Soekarno-Hatta).
Walaupun penggunaan videotronnya adalah untuk di ruang auditorium, tapi mereka membutuhkan wireless presentation.
Wireless ini akan mempermudah pembicara untuk mempresentasikan slide milikinya.
Karena sistemnya wireless, jadi si pembicara bisa mempresentasikan slide miliknya via tablet / mobile phone.
Sudah tidak zaman menggunakan pointer, zaman sekarang sudah mulai menggunakan teknologi wireless.
Kalau Anda tidak tahu seperti apa wireless presentation, simak video Saya di bawah ini :
Mantap kan?
Kebutuhan Video Mixer
Video mixer berbeda fungsinya dengan video processor.
Video mixer ini semacam alat yang digunakan untuk mengatur konten apa saja yang akan ditampilkan ke layar.
Biasanya untuk kebutuhan videotron auditorium sifatnya offline, dan by cable.
Ada 2 jenis video mixer yang digunakan untuk ruang auditorium :
- Dalam bentuk console
- Dalam bentuk software
Kalau dalam bentuk console maka bentuknya akan seperti gambar di bawah ini :
Nah, semua konten yang akan tayang ke videotron biasanya di kelola dari video mixer ini.
Kalau Anda sering main di dunia broadcast pasti tidak asing dengan alat yang satu ini.
Dengan menggunakan console video mixer ini Anda bisa membuat efek serta transisi dari satu konten ke konten lain dengan apik dan smooth.
Nah efek seperti itu tidak ada di video processor. Kemudian video processor tidak memiliki kemampuan untuk membuat playlist konten.
Karena fungsi video processor hanya sebagai switcher saja.
Kalau sudah pengelolaan konten yang advance pastinya membutuhkan console ini.
Nah itu kalau bentuknya console, bagaimana kalau bentuknya software?
Kalau dalam bentuk software berarti butuh satu komputer yang dijadikan server.
Intinya sih sama seperti console di atas, tapi pengelolaannya tidak menekan tombol seperti di console, melainkan hanya menggunakan mouse.
Namanya juga software, berarti klik-klik pakai mouse doang ahhahaha.
Secara fungsi sama saja, tapi ini hanya bentuknya saja yang virtual.
Anda tinggal pilih mau invest ke console atau software saja.
Keduanya tetap membutuhkan komputer kok sebagai servernya.
Hal-Hal Lain Yang Harus Diperhatikan
Nah selain hal yang Saya sebutkan di atas, ada dua hal lagi yang harus menjadi konsen. Apa saja itu ?
- Jalur Penarikan Kabel
- Pemilihan Jenis Panel Videotron
Hal yang paling sering salah paham antara end user dan vendor videotron adalah tentang tanggung jawab pihak yang akan melakukan penarikan kabel.
Tentu kita tahu bahwa konsumsi videotron dengan pixel kecil di auditorium ditambah dengan besarnya ukuran videotron, maka dibutuhkan juga daya listrik yang besar.
Kadang kalau daya yang ada di ruang auditorium tidak cukup, maka harus dilakukan penambahan daya dengan cara penarikan kabel baru.
Nah yang sering menjadi polemik adalah, end user tahunya semua pengerjaan tersebut ada di vendor videotron.
Padahal gedungnya adalah milik end user.
Tentu end user lebih tahu tentang jalur penarikan kabel di gedungnya.
Cuma karena merasa sudah membeli, banyak yang berpikiran ini menjadi tanggung jawab si vendor.
Yes, itu boleh-boleh saja, tergantung dari kontrak perjanjian jual beli antara end user dengan vendor.
Makanya pastikan hal ini dibicarakan, tentang siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan penarikan kabel ke ruang auditorium.
Jangan sampai pas sudah ingin dipasang, malah lempar-lemparan tanggung jawab.
Saya tulis ini, karena Saya pernah mengalami hal ini dilapangan.
Makanya harus Saya share di sini biar Anda tahu.
Selanjutnya tentang pemilihan panel videotron yang moveable.
Kalau Anda memilih panel videotron yang moveable, artinya sifatnya adalah bongkar pasang.
Anda harus tahu bahwa membongkar pasang videotron itu tidak cukup dengan waktu yang sebentar.
Selain itu butuh man power yang banyak dan harus ahli dalam instalasi videotron.
Tidak boleh sebarang orang karena bisa merusak pixel videotron kalau asal-asalan pengerjaannya.
Ini kadang juga menjadi kisruh.
Karena sudah merasa beli, kadang end user dengan gampang meminta videotron pindah ke ruang A, atau ruang B.
Nah boleh boleh saja si vendor yang mengerjakan, tapi harus ada perjanjian di awal sama seperti point sebelumnya.
Pokoknya harus dkomunikasikan lah antara end user dan vendor.
Penutup
Sepertinya itu saja artikel Saya kali ini.
Semoga dengan membaca artikel ini Anda punya gambaran sedikit tentang kebutuhan videotron auditorium.
Siapa tahu Anda butuh jasa pemasangan atau mencari vendor videotron, Anda bisa hubungi Saya.
Silahkan lihat halaman kontak.
Senang jika bisa membantu memberikan solusi untuk kebutuhan videotron Anda.